HMIK Undip Sukses adakan LKMM Pra Dasar 2010

Pada tanggal 6-7 November 2010 bertempat di Kampus Marine Centre Tembalang, HMIK mengadakan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar 2010 (LKMM PD 2010). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sudah menjadi program kerja (proker) tetap HMIK dalam melaksanakan fungsinya sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan aspirasi dan keterampilan anggotanya untuk lebih bersikap dan berfikir kritis. Kegiatan yang telah dipersiapkan kurang lebih selama 2 minggu ini diketuai oleh Hermawan Sahputra, Oseanografi 2008. Hermawan menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk lebih mengasah sikap kritis sebagai mahasiswa terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia umumnya dan Undip pada khususnya. Selain itu, mengikuti LKMM PD 2010 ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa yang ingin mengembangkan potensi dirinya dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKK) di Jurusan Ilmu Kelautan.

Yang menjadi pemateri pada LKMM PD 2010 ini antara lain:
1. Ir. Nur Taufiq Spj, MappSc (Pembantu Dekan III FPIK Undip)
2. Dr. Ir. Munasik, MSc (Pembina Kemahasiswaan Jurusan Ilmu Kelautan Undip)
3. Budi Setyawan, SH (Aktifis FH)
4. Indra Permana (Presiden BEM FH Undip 2010)
5. Eko Prasetyo (Menteri PSDM BEM KM Undip2010)
6. Panca Dias Purnomo (Presiden BEM FPIK Undip 2010)

Antusias
Dalam perjalanannya, peserta LKMM PD 2010 terlihat sangat antusias dalam mendengarkan serta berperan aktif terhadap materi yang disampaikan oleh pemateri. Hal ini terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, serta mengikuti setiap simulasi yang diadakan oleh pemateri. Dengan jumlah terbanyak, yaitu 286 mahasiswa, mahasiswa kelautan angkatan 2010 telah menunjukkan sikap kritisnya dalam memahami persoalan yang kini tengah dihadapi. Semoga saja, dengan pelatihan yang dilaksanakan oleh HMIK Undip ini dapat terus mengembangkan potensi-potensi yang nantinya akan bisa membangun bangsa dan rakyat Indonesia.

Persiapan LKMM Pra Dasar 2010 Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan

Perlengkapan yang harus di bawa:
-          Alat tulis
-          Pakaian putih hitam (panjang) + dasi
Putra ( pakaian kemeja putih (panjang) polos, celana bahan warna hitam bukan celana jeans)
Putri ( pakaian kemeja putih, rok hitam panjang polos, tidak ada motif sama sekali, untuk yang memakai jilbab berwarna putih)
-          Sepatu kets hitam
-          Pakaian Lapangan (celana trening, baju olah raga UNDIP)
-          Cocard (di tulis nama, sama PRODI ( tulisan “Arial”, bold, center, ukuran kertas penuh) dikertas A4 di laminating, lalu diberi pita warna biru)
-          Kantong pelastik bening
-          Tali raffia
-          Senter
-          Tikar
-          Kertas label

Untuk kedatangan pukul 05.00 WIB, di kampus Ilmu Kelautan UNDIP

Nb:
-          Untuk kontribusi Rp 40.000,- agar segara di bayar lewat kordinator atau bendahara LKMM Pra Dasar
-          Untuk lebih jelasnya bisa datang ke HMIK

FPIK Undip Segera Miliki Stasiun Bum

SEMARANG-Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip menargetkan dalam dua tahun ke depan bisa membangun  ground station (stasiun bumi), bekerja sama dengan Lembaga Eksplorasi Antariksa Jepang atau Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).

Lembaga Jepang yang serupa dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Indonesia ini sebenarnya sudah bekerja sama dengan LAPAN, terkait dengan data satelit untuk menyebarkan pengetahuan teknologi penginderaan jarak jauh serta pemanfaatan lain citra satelit.

Menurut Dekan FPIK Prof Dr Ir Johanes Hutabarat MSc mengungkapkan, rintisan kerja sama sebenarnya sudah dilakukan. Di mana Undip bisa mengakses berbagai software yang dimiliki JAXA bekerja sama dengan Remote Sensing Technology Center of Japan (RESTEC).

’’Segera setelah gedung Marine Science Laboratory selesai, kami akan mengupayakan untuk membuat stasiun bumi. Saat ini pembangunan gedung mencapai 20%. Selanjutnya kami berharap bisa menggandeng JAXA untuk seluruh perangkat stasiun bumi yang dibutuhkan,’’ jelas Prof Johannes, seusai mendengarkan paparan dari JAXA-RESTEC di kampus FPIK Undip Tembalang, Senin (18/10).

Gratis

Deputy Manager Application Promotion RESTEC Masatoshi Kamei menuturkan, secara internasional kerja sama aplikasi Advanced Land Observing Sattelite (ALOS) sudah dibangun dan selama ini bekerja sama dengan LAPAN. Pihak Jepang juga memberikan 200 area rekam di Indonesia yang bisa diakses secara gratis. Yakni tanpa harus membeli software yang harganya bisa mencapai Rp 26 juta untuk satu lokasi.

’’Banyak universitas yang bisa memanfaatkan data satelit tersebut, tetapi kebutuhannya berbeda-beda. Misalnya untuk kelautan, pertanian, atau kehutanan. Bahkan hal-hal seperti pencemaran minyak dan penurunan muka tanah. Aplikasi penginderaan jauh bisa diterapkan untuk menyelidiki fenomena global dan sumber daya bumi,’’ tutur Kamei.

Selain memantapkan kerja sama lebih intensif, dalam presentasi tersebut Kamei juga menjabarkan teknologi-teknologi terbaru penginderaan jauh yang terus berkembang pesat.

JAXA ke depan juga akan terus bersinergi dengan Undip, terutama kesempatan untuk pelatihan yang sudah diikuti lebih dari 400 peserta dari 55 negara di dunia.
Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Energi LPPM Undip Dr Ir Munasik MSc menambahkan, informasi dari satelit tersebut juga bisa memonitoring temperatur permukaan laut secara harian ataupun bulanan.

Keperluan dalam monitoring terjadinya coral bleaching menggunakan penginderaan jauh juga akan diterapkan untuk kawasan taman laut nasional di Indonesia.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Geomatika, Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip  Dr Agus Hartoko, sudah saatnya Undip menangkap peluang besar ini dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang ditawarkan  JAXA.

FPIK akan berkonsentrasi pada pemanfaatan data Satelit ALOS untuk bidang  kajian pesisir dan pulau-pulau kecil. 

Indonesia Belum Negara Maritim

Indonesia Belum Negara Maritim Oleh : Muhamad Karim

Diskusi di Sinar Harapan beberapa waktu lalu mengemuka pernyataan Prof Dr Hasyim Djalal bahwa Indonesia belum menjadi negara maritim, melainkan masih dalam proses menuju ke sana. Mengapa pernyataan itu mengemuka? Jawabnya, sederhana saja. Indonesia belum mampu memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan, yakni sumber daya alam (ikan, tambang), transportasi, pariwisata bahari, industri bioteknologi dan jasa kelautan. Dus, mengapa kita sekarang sudah berupaya menggerakkan ekonomi kelautan, tapi justru jalan di tempat? Apakah ada yang keliru dengan kebijakan pembangunan ekonomi kelautan kita? Jawabnya adalah bagaimana menganalisisnya dalam kacamata antropologis, historis dan sosiologis.

Secara antropologis, ekonomi kelautan Indonesia berakar pada kebudayaan masyarakat Indonesia yang sejak dahulu sebagai bangsa pelaut. Berbagai literatur dan hasil kajian antropologis membuktikan bahwa manusia Indonesia sudah menjelajahi perairan Nusantara sampai ke Madagaskar di Afrika pada abad ke-7, masa kolonialisme abad 17-19 sampai menjelang Indonesia merdeka (baca: Antony Reid). Penggalian situs Delta Sungai Batanghari di Jambi membuktikan bahwa masyarakat pesisir di wilayah itu sudah menggerakkan aktivitas ekonomi pesisirnya dengan temuan alat tangkap ikan jenis bubu. Bahkan, di pelbagai pesisir pantai di Jawa dan Sumatera ditemukan situs perahu kuno, dan kerajaan maritim Sriwijaya di Sumatera Selatan dan Kerajaan Banten.

Sebuah hasil riset juga membuktikan aktivitas bisnis teripang sudah berlangsung sejak abad 14 yang dilakukan orang-orang Sulawesi Selatan. Bahkan, mereka menangkap teripang sampai ke Australia dan seluruh perairan Nusantara. Salah satu situs lukisan Gua di Pulau Muna Sulawesi Tenggara menggambarkan manusia melakukan aktivitas menangkap ikan dengan menggunakan perahu. Maknanya secara antropologi, manusia Indonesia memiliki ikatan yang kuat dengan sumber daya kelautan untuk mempertahankan kehidupannya.

“Dual Economic”
Secara historis-sosiologis membuktikan, perdagangan dan pelayaran yang berlangsung di Nusantara pada abad 15-19 menjadi penggerak utama perekonomian kerajaan-kerajaan Nusantara. Bangsa-bangsa Eropa berupaya keras mencapai Nusantara demi menguasai perdagangan rempah-rempah yang dihasilkan pulau-pulau kecil di Maluku. Tidak berbeda dengan pulau lain di Nusantara. Produk unggulan lokal diperdagangkan secara global dengan basis kekuatannya ekonomi kelautan. Komoditas dari pantai barat dan pantai timur Sumatera adalah kapur barus, lada, kopi, dan karet. Dari Kalimantan diperdagangkan kayu dan hasil hutan lainnya. Komoditas Sulawesi berupa kayu hitam, kelapa, kapas dan ikan. Dari Nusa Tenggara kayu cendana.

Pilar ekonomi kelautan adalah komoditas unggulan lokal, perdagangan antarpulau, internasional serta kepelabuhan dengan basisnya kota pantai. Mencermati dinamika ekonomi Nusantara masa itu, sejatinya adalah sebuah model Dual Economic. Di level makro, komoditas perdagangan internasionalnya bersumber pada pertanian dan tanaman perkebunan di satu sisi. Tapi, di sisi lain sektor jasanya transportasi laut. Pada level mikro aktivitas subsistem masyarakatnya berbasiskan pertanian tanaman pangan dan perikanan.

Buktinya, masyarakat pulau-pulau kecil di Maluku pada masa lalu selain berprofesi sebagai petani pala dan cengkih, juga beraktivitas menangkap ikan dengan komoditas andalannya adalah teripang, jenis ikan pelagis segar maupun yang diolah (ikan kayu). Ini sudah membudaya dalam komunitas masyarakat pesisir di Indonesia baik yang bermukim di pulau-pulau kecil maupun pesisir. Tengoklah masyarakat Kepulauan Raja Ampat, selain berprofesi sebagai nelayan juga sebagai petani sagu maupun peramu yang diperoleh dari hutan. Makanya, di daerah ini ada tanah adat dan hutan adat. Tapi, ada juga wilayah laut yang dimiliki secara adat dengan model pengelolaan berbasiskan kearifan tradisional.

Sayangnya, sekarang pemerintah justru akan memprivatisasi wilayah laut dengan konsep Hak Pengelolaan Perairan Pesisir (HP3) yang amat a-historis. Tidak pernah ada, dalam pengelolaan perairan laut di Nusantara, termasuk di masa kolonial pun, penguasaan laut Nusantara oleh pihak pemilik modal apalagi boleh dialihkan (transferability) dan diperjualbelikan. Sesuatu tanpa akar sejarah adalah “kesesatan”, dan melembagakannya bisa mengundang konflik.

Mengembalikan ”Khitah”
Secara sosio-antropologis, menggambarkan dinamika interaksi antara masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir lebih progresif dibandingkan pedalaman. Dinamika oseanografi perairan laut (gelombang laut, arus, upwilling, dan angin) cenderung mempengaruhi perilaku dan sistem nilai dalam konstelasi budaya politik masyarakat Indonesia. Perilaku yang tegas, jujur, berani, egaliter, terbuka dan menerima pluralisme lebih dominan berkembang dalam masyarakat pesisir.

Mereka memosisikan dinamika oseanografi sebagai bentuk tantangan yang membutuhkan keberanian, kejujuran, dan kerja sama antara sesama komunitas. Masyarakat pesisir memiliki interaksi yang tinggi - melalui pelayaran dan perdagangan - dengan komunitas internasional yang beragam entitas budaya, etnik, agama, dan ras. Akibatnya, mereka lebih berpandangan pluralistik ketimbang masyarakat pedalaman.

Sebagai masyarakat pelaut, nelayan, dan pedagang, masyarakat pesisir dalam berlayar, berdagang dan menangkap ikan mengutamakan sikap dan budaya keterbukaan, kerja sama, dan egalitarian. Berkembangnya sikap dan budaya ini karena selalu berhadapan dengan bahaya sewaktu-waktu yang bersumber dari alam maupun manusia (bajak laut). Perilaku yang berkembang dalam masyarakat pesisir mirip sistem nilai masyarakat demokrasi dalam negara modern.

Dekonstruksi antropologis, historis dan sosiologis tersebut di atas menggambarkan betapa pentingnya ekonomi kelautan yang dibangun secara dual economic. Pola ini tak hanya mempengaruhi dinamika ekonomi masyarakat, tapi juga kebudayaan dan sistem nilainya yang berkembang bahkan sampai kini. Sayangnya, ketika Indonesia merdeka dan di era Orde Baru sampai reformasi kini, pola dual economic yang menopang ekonomi kelautan justru tergerus dari akarnya. Padahal, ia sudah menjadi bagian kebudayaan, dan sistem ekonomi (way of life) yang berkembang secara turun-temurun di bumi Nusantara ini.

Diperlukan rekonstruksi bangunan puing-puing dual economic berbasis kelautan sebagai alternatif membangun kekuatan ekonomi bangsa demi mewujudkan ”negara maritim”. Upaya ini membutuhkan dukungan politik yang kuat secara institusional dan struktural. Rekonstruksi ini sekaligus memetakan kekuatan dual economic Indonesia secara geografi dan geo-ekonomi dari wilayah barat sampai timur. Sudah pasti pula mengintegrasikan kekuatan ekonomi terestrial dalam bentuk basis komoditas perdagangan. Inilah kekuatan baru yang secara progresif mengembalikan ”khitah” Indonesia sebagai negara maritim.

Penulis adalah Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim.

Pengirim : Mukhtar, A.Pi, M.Si, Kepala Satker PSDKP Kendari
Email : mukhtar_api@yahoo.co.id
Blog :   http://mukhtar-api.blogspot.com

source: http://www.dkp.go.id/archives/c/30/765/indonesia-belum-negara-maritim/
                                                

"Taqabbalallahu Minna Wa Minkum"

Seluruh keluarga besar Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HMIK)
Universitas Diponegoro Semarang mengucapkan:

"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H"

Mohon maaf lahir dan bathin.
Semoga kita kembali suci di hari yang fitri ini.

Ketua HMIK 2010/2011
Muhammad Tezar Raffandi



HMIK Undip menjadi tuan rumah JAMBORE NASIONAL HIMITEKINDO ke - I

Beberapa waktu yang lalu, HMIK kembali ikut berpartisipasi di Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) VIII di Universitas Trunojoyo, Madura. Acara ini diikuti oleh anggota HIMITEKINDO, yaitu: Universitas Padjajaran, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Universitas Sriwijaya, Universitas Riau, dan Universitas Diponegoro (HMIK: Febriyantoro (K2D 008 032), Muhammad Satrio Wibowo (K2D 009 080), dan Muhammad Irfan (K2E 009 016).

Dalam acara ini, HMIK Undip terpilih sebagai tuan rumah JAMBORE NASIONAL HIMITEKINDO I. Ini berarti, HMIK adalah penggagas acara ini untuk pertama kalinya. BRAVO HMIK !

Jurusan Ilmu Kelautan menerima 292 mahasiswa baru TA. 2010/2011

 Sebanyak 292 mahasiswa baru di jurusan Ilmu Kelautan Undip yang terdiri dari 158 mahasiswa program studi ilmu kelautan dan 134 mahasiswa program studi oseanografi telah diterima oleh Jurusan ilmu Kelautan pada tanggal 26 Agustus 2010. Jumlah mahasiswa baru tersebut berasal dari berbagai jalur progam seleksi yaitu seleksi PSSB, Ujian Mandiri 1 (UM1), Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Ujian Mandiri dua (UM2) dan Jalur Diploma Tiga (D-III). Acara penerimaan mahasiswa baru ini dilaksanakan di ruang pertemuan gedung Dekanat Lt.3 dimana untuk pertama kalinya gedung ini digunakan setelah diresmikan oleh Dekan Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan beberapa waktu yang lalu. Dalam acara ini turut hadir pula Bpk. Ir. Irwani, M. Phil selaku Ketua Jurusan Ilmu Kelautan dan Bpk. Indra BP, S.Si, MT selaku perwakilan dosen di Jurusan Ilmu Kelautan.

MELEDAK
Jumlah mahasiswa baru jurusan ilmu kelautan meledak dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 saja misalnya, jumlah mahasiswa baru yang diterima adalah sebanyak 181 mahasiswa. Sedangkan tahun ini meningkat sebanyak 61% yaitu 292 mahasiwa. Tentu saja dengan jumlah sebanyak ini diharapkan dapat membantu meningkatkan potensi kelautan dan maritim Indonesia pada masa yang akan datang.

Ketika ditanya ke beberapa mahasiswa baru tersebut, mereka hanya tersenyum bangga.sambil berkata ,”Potensi kelautan Indonesia sangat besar, mas. Jadi kita pasti bisa jadi salah satu yang bakal memajukan Indonesia dengan menjaga laut kita ini.”

Sekilas Tentang HIMITEKINDO

Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKINDO) merupakan organisasi keilmuan dan keprofesian bagi mahasiswa kelautan Indonesia dengan tujuan menjalin kerjasama yang dinamis-konstruktif untuk peningkatkan mutu mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi di bidang kelautan guna untuk mewujudkan pembangunan  nasional secara menyeluruh dan merata.

Musyawarah Nasional (MUNAS) sebagai wadah legislatif tertinggi menetapkan haluan kerja HIMITEKINDO dalam bentuk Garis-Garis Besar Haluan Kerja. Selanjutnya, untuk dapat menjalankan hasil MUNAS sangat diperlukan koordinasi intern anggota.  Karena itu, penjabaran Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) ke dalam program kerja, membutuhkan pemikiran yang realistis dan mendalam khususnya penyatuan pandangan antar unsur pelaksana organisasi.

Badan pelaksana sebagai wadah eksekutif, HIMITEKINDO yang dipimpin oleh Sekretaris Jendral mutlak memerlukan pembantu-pembantu untuk dapat merealisasikan program kerja di samping mengoptimalkan partisipasi seluruh anggota serta pengawasan badan legislatif.

Jadwal Acara Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) FPIK Undip Tahun Ajaran 2010/2011 (Tantative)

Jadwal Acara Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) FPIK Undip Tahun Ajaran 2010/2011
(Tantative)

Selasa, 24 Agustus 2010
Waktu             : 05.30- 06.00 WIB
Materi              : Kedatangan Mahasiswa Baru
Pengampu       : Panitia Universitas
Tempat            : Stadion UNDIP Tembalang

Rabu, 25 Agustus 2010
Waktu              : 05.30- 06.00 WIB
Materi              : Kedatangan Mahasiswa Baru
Pengampu       : Panitia Fakultas (Panitia PMB Fakultas)
Tempat            : Lapangan Basket FPIK Tembalang

Waktu             : 06.00-07.30 WIB
Materi             : Absensi
                         Latihan Menyanyikan Indonesia raya, Mars & Hymne
                         Pengumuman-pengumuman
Pengampu      : Panitia Fakultas (Panitia PMB Fakultas)
Tempat           : RUANG A 111 Kampus Perikanan

Waktu             : 07.30-08.00 WIB
Materi             : Gladi Bersih PMB Fakultas
Pengampu      : Panitia (BEM, Senat, HMJ)
Tempat           : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang


Waktu             : 08.00-09.00 WIB
Materi             : Pembukaan
                         Rapat Senat terbuka PMB FPIK Tahun 2010
                         Pembukaan Upacara PPMB oleh Ketua Senat
                         Laporan Ketua Panitia- PD I
                         Penerimaan secara simbolis
                         Penyerahan Sertifikat Mawapres Fakultas dan Hadiah Pembinaan
                         Sambutan Dekan FPIK
                         Hymne & Mars Universitas Diponegoro
                         Do'a
                         Upcara Penerimaan Selesai
Pengampu      : Panitia PMB
Tempat           : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu             : 09.00-09.30 WIB
Materi             : Pembacaan Aturan PPMB
                         Latihan Menyanyikan Mars & Hymne ke-2
                         Pengumuman
Pengampu      : Panitia Fakultas (Panitia PMB Fakultas)
Tempat           : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu             : 09.30-10.00 WIB
Materi             : Materi I
                          Kalender Akademik dan Peraturan Akademik
Pengampu       : Pembantu Dekan (PD) I Prof. Dr. Ir. Azis Nur Bambang, MS
Tempat            : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu             : 10.00-10.30 WIB
Materi              : Materi II
                          Pengenalan Sarana dan Prasarana, visi dan misi
Pengampu       : PD II Ir.Agus Indarjo, M.Phil
Tempat            : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu             : 10.30-10.40 WIB
Materi             : Selingan
                         Pengumuman-pengumuman
Pengampu      : Panitia Fakultas (Panitia PMB Fakultas)
Tempat           : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu             : 10.40-11.10 WIB
Materi             : Materi III
                         Bidang Kerjasama,
                         Pengenalan Sistem informasi Manajemen (SIM UNDIP),
                         Perpustakaan
Pengampu      : PD IV (Prof. Dr.Ir. Ambariyanto, M.Sc)
Tempat           : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu             :11.10-12.40 WIB
Materi             : Expo UKK dan Istirahat dan Sholat
Pengampu      : Panitia Fakultas (Panitia PMB Fakultas)
Tempat           : Lapangan Parkir dan Mushola Kampus Al Bahrain

Waktu             : 12.40-13.10 WIB
Materi             : Materi IV
                         Polbangmawa, Etika kehidupan kampus, UKK
Pengampu      : PD III Ir.Nur Taufik, M.AppSc
Tempat           : GedungAula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu             : 13.10-14.40 WIB
Materi             : Talkshow - ceramahumum Prospek kerja lulusan FPIK
Pengampu      : Dr. Ir. Santoso, MPhil Dir. P2HP dan Djoko Hartoyo BPPT
Tempat           : GedungAula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu            : 14.40-15.10 WIB
Materi            : Struktur Organisasi/ Lembaga Kemahasiswaan – BEM, Senat, Mawapres
Pengampu     : BEM dan Senat Mahasiswa
Tempat          : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu            : 15.10-15.25 WIB
Materi            : Penjelasan untuk kegiatan hari berikutnya Penutup & Doa
Pengampu     : Panitia Fakultas (Panitia PMB)
Tempat          : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Waktu            : 15.25-16.00 WIB
Materi            : Absensi pulang
Pengampu     : Panitia Fakultas (Panitia PMB)
Tempat          : Gedung Aula Perikanan FPIK Tembalang

Sumber: Jadwal PMB

Peraturan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Angkatan 2010 FPIK Undip (Tentative) :

Peraturan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Angkatan 2010 FPIK Undip (Tentative) :

1.  Semua mahasiswa baru FPIK, wajib mengikuti seluruh acara kegiatan PPMB 2010
     dan menandatangani daftar hadir.

2.  Bagi mahasiswa baru yang tidak mengikuti (seluruh/sebagian kegiatan) PPMB 2010
     diwajibkan mengikuti remedial PPMB melalui Dosen Wali, Dosen Pendamping
     Kemahasiswaan, PDI,PD III, BEM dan Senat FPIK. Apabila tidak lulus dalam ujian
     remedialtersebut maka :
            *  Diwajibkan untuk mengikuti PPMB pada tahun berikutnya atau
            *  Tidak berhak menjadi asisten dosen untuk seluruh mata kuliah
            *  Tidak berhak mendapatkan Beasiswa yang diselenggarakan oleh FPIK

3.  Pada tanggal 24 Agustus 2010 mahasiswa baru mengenakan pakaian atas kemeja
     warna putih polos, berkerah, tangan panjang dengan bawahan dari bahan warna
     hitam (bukan jeans), pakaian rapi dan berikat pinggang, mahasiswa putri
     mengenakan rok panjang bahan warna hitam, bersepatu tertutup warna hitam
     (bukan sandal/sepatu sandal).

4.  Pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2010 semua mahasiswa baru berpakaian sama
     dengan point 3. Diwajibkan membawa alat tulis (termasuk buku agenda UNDIP),
     obat-obatan pribadi (terutama bagi yang punya sakit), peralatan ibadah sesuai
     kebutuhan masing-masing dan tugas yang diminta panitia PPMB 2010.

5. Mahasiswa baru tidak diperkenankan memakai perhiasan, rambut mahasiswa pria
    dipotong rapi dengan panjang tidak lebih dari 3 cm, mahasiswa putri yang tidak
    berjilbab rambut diikat penuhdengan pita, kanan (pita warna biru) dan kiri
    (pita warna kuning),bagi mahasiswi berjilbab, pita menyesuaikan
    (disematkan dijilbabbagian kanan&kiri).

6. Mahasiswa Non Muslim dan yang sedang tidak menjalankan ibadah puasa
    dianjurkan membawa bekal sendiri.

7.  Keterangan/ Peraturan lain mengacu kepada Buku Pedoman Penyelenggaraan
     PPMB UNDIP 2010.

8.  Membawa foto 4x6 (2 buah, dengan background/ latar warna biru,
     menggunakan kemeja rapih) yang dibaliknya sudah diberi
     keterangan (nama,jurusan,prodi) dan dimasukkan dalam
     plastik/diberi klip agar tidak hilang.

9.  Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan expo.

10.  Acara-acara lain yang diselenggarakan sebelum dan setelah acara PPMB FPIK
       tersebut di atas bukan tanggung jawab Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
       Universitas Diponegoro.

11. Tugas dari panitiaPPMB : Membawa buku tulis(JurusanPerikanan:diberi sampul
       warna merah; Jurusan Kelautan:diberi sampulwarna biru), diberi keterangan
       Nama, Jurusan, Prodi, Asal sekolah, Asal daerah, Motto hidup, Cita-cita,
       Membawa KRS selama kegiatan PPMB berlangsung.

12.  Bagi mahasiswa baru diwajibkan memakai Cocard dengan keterangan sebagai
       berikut :
             * Warna cocard putih, ukuran 20cm x 20cm
             * Bentuk cocard : Jurusan Perikanan (bentuk lumba-lumba), Jurusan Kelautan
                (Bentuk bintang laut)
             * Tertulis di cocard terdiri dari : Nama, Jurusan, Prodi, Asal sekolah,
                Asal daerah, Motto hidup, cita-cita
             * Ditempel foto diri ukuran 3x4 (berwarna, pakaian resmi, latar warna biru)
             * Rafia merah (perikanan) dan Rafia biru (kelautan)
             * Agar cocard tidak mudah terlipat,dialasi dengan kardus di bagian belakang
             * Cocard dibuat rangkap 2 untuk bagian depan dan belakang

Untuk Peraturan tersebut diatas dapat berubah sewaktu-waktu. Apabila terdapat
perubahan, panitia PMB FPIK Undip akan segera menginformasikan selanjutnya.

Contact Person
1. Sdra. Tarhadi :   0813 1855 6462 (Ketua Panitia PMB)
2. Sdra. Asep A.:   0899 5676 910   (Kord. Acara PMB)
3. Sdri. Rinay T. :   0858 6676 6577 (Menteri PSDM BEM FPIK)

Sumber: Peraturan PMB

HMIK, on AIR !

Assalamualaikum WrWb dan salam sejahtera,.

Setelah sekian lama blog HMIK non-aktif, kini HMIK kembali hadir dengan tampilan baru dan tentunya dengan suasana dan kondisi yang berbeda. Perkembangan teknologi yang amat canggih saat ini membuat kita lebih mudah berinteraksi dan berbagi informasi. Dan, HMIK pun tidak akan melewatkan hal ini. HMIK Undip akan terus bertekad untuk memberikan pelayanan terbaik buat seluruh masyarakat Indonesia dan khususnya buat Civitas Akademika di Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Akhirnya, setiap saran & kritik yang akan teman - teman sekalian sampaikan akan sangat berguna bagi HMIK untuk lebih meningkatkan performa kerjanya dalam melayani teman-teman semua.

Demikian, Wassalamualaikum WrWb dan salam sejahtera
TTD
Pengurus HMIK Undip