Civitas Akademika 2013: Aspirasi Penuh Solusi untuk Kelautan lebih Berkompetensi


Tembalang, Kelautan UNDIP - Civitas Akademika yang diadakan oleh angkatan 2011  telah berlangsung pada hari jumat lalu tanggal 5 April 2013. Berbagai macam pertanyaan di lontarkan oleh mahasiswa dan mahasiswi jurusan Ilmu Kelautan. Acara yang dimulai pukul satu siang ini di buka oleh ketua civitas akademi 2013 yaitu fofo. Dilanjut dengan ketua HMIK 2013 Esa Saratoga dan sambutan dari bapak Munasik dan ketua Prodi Ilmu Kelautan. Selanjutnya sambutan dari dekan yaitu bapak Zaenuri. Selain memberikan sedikit sambutan, bapak Zaenuri memberikan pemaparan agenda kerja yang sesuai dengan kalender akademik bulanan dan pemberitahuan bahwa batas pemakaian gedung dekanat lantai 3 (aula) hanya sampai tanggal 31 aguustus 2013 karena gedung pertemuan akan kita peroleh dan dibangun pada bulan depan dimana semua kegiatan pertemuan akan dilaksanakan di gedung pertemuan tersebut. Gedung pertemuan akan dibangun di belakang gedung C. Dan jika tidak ada halangan, jurusan perikanan akan menambah dua buah ruang perkuliahan, satu buah ruang Laboratorium, satu ruang operator, dan demikian pula dengan jurusan kelautan.
Bapak Zaenuri juga menjelaskan bahwa mahasiswa semester 1 sampai 4 berkesempatan untuk mengembangkan diri ikut dalam organisasi sedangkan mahasiswa semester 4 sampai 6 sudah harus fokus menuju program  PKM,LKTI, dan LKIP dimana setiap program studi ada tiga dengan biaya kurang lebih 2,5 juta per tim. Jadi mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar tugas akhir dapat berjalan tanpa mengeluarkan uang. Sebelum meninggalkan tempat karena adanya keperluan, bapak Zaenuri memberi kesempatan untuk tiga penanya. Diawali oleh pertanyaan mengenai evaluasi kerja yang dilakukan oleh birokrasi selain dari hasil mevaluasi dosen, bapak Zaenuri menjelaskan bahwa mulai 1 Januari 2013 setiap dosen yang meninggalkan kampus harus ijin dengan sidik jari, dan per desember 2013 akan dilakukan perhitungan,jika dalam 1 tahun bolos 42 hari maka akan mendapat teguran. Pada bulan april-november adalahbulan penellitian dosen, jika pada rentang waktu itu dosen tidak menyelesaikan penelitiannya maka akan kena sanksi.
Selanjutnya, pertanyaan kedua yaitu diperbolehkan atau tidaknya kegiatan akademik yang berlangsung pada hari sabtu dan minggu. Bapak dekan pun sebenarnya tidak menghendaki karena sarana prasarana yang terbatas dan aturan kuliah yang hanya dilaksankan sampai hari Jumat pukul 16.30. Tetapi kegiatan akademik diperbolehkan pada hari sabtu asalkan kuliah tersebut bukan kuliah pengganti yang diadakan karena dosen tidak masuk pada hari kuliah. Rencananya kuliah akan dilaksanakan sampai jam 1 siang tiap harinya dan  jam 1 sampai jam 5 sore digunakan untuk praktikum.
Pertanyaan selanjutnya yaitu mengenai tanggapan tentang jadwal yang bertabrakan antara keharusan melakukan reorganisasi pada bulan Desember dan PAKEM baru boleh diadakan setelah UAS (Januari). Pertanyaanpun dijawab tegas oleh bapak dekan kita yaitu kegiatan mahasiswa boleh dilaksanakan  mulai hari jum’at jam satu sampai minggu. Kecuali dua minggu sebelum UTS dan UAS serta pada minggu tenang. Bapak Zaenuri mengharapkan koordinasai jadwal dengan PD 3 dan setiap organisasi mengatur jadwalnya agar tidak berbenturan.
Acara selanjutnya yaitu presentasi poling angket mengenai Blok Sistem, Transparansi Nilai, dan sarana prasarana Laboratorium Ilmu Kelautan yang dipaparkan oleh Deri Laksamana yang diikuti tanggapan oleh bapak Muslim, bapak Agus Trianto, dan bapak Yusuf. Yang pertama adalah tanggapan dari bapaak Yusuf tentang hasil kuisioner tentang blok sistem yang sudah mendapatkan tanggapan positif dan rencananya semester ini akan diberlakukan kembali agar alat-alat yang kita punya di laboratorium Teluk Awur dapat dimanfaatkan. Selain itu bapak Yusuf menyetujui dengan adanya transparasi nilai yang  akan dibahas pada rapat jurusan. Untuk sarana prasarana seperti laboratorium akan diperbaiki sesegera mungkin, tandas bapak Yusuf.
Tanggapan bapak Muslim mengenai hasil kuisioner adalah mahasiswa tidak ada tuntutan solusi. Masalah transparansi nilai, bapak Muslim sangat setuju dan memnuntut mahasiswa agar konsekuen jika diberi transparansi nilai. Setelah itu dilanjutkan oleh tanggapan bapak Agus mengenai transparansi nilai dimana ada beberapa dosen yang memang sulit untuk memberikan transparasi nilai dan adapula dosen yang juga mengalami tekanan dalam transpari nilai, karena mahasiswa yang mendapat nilai B,C bahkan D sebenarnya adalah nilai hasil katrol. Untuk Laboratorium, bapak Agus sudah menyiapkan daftar-daftar perbaikan setiap saat, namun tidak ada dana yang dikompetisikan.
Sesi tanya jawab kembali dilaksankan tanpa adanya bapak dekan, PD 1, dan PD 3. Sesi yang pertama dibuka untuk 3 orang penanya dan salah satu penanya adalah dosen kita, yaitu ibu Dwi Haryo yang mengeluhkan tentang penilaian kinerja dosen dimana mahasiswa berhak menilai tetapi dosen tidak berhak menjawab dan di FPIK sendiri ada penilaian dosen yang sangat buruk. Keluhan ini ditanggapi oleh bapak Agus yang menyetujui bahwa memang tidak adil jika ada hak pilih tanpa ada hak jawab. Ada beberapa dosen yang pada saat kuliah baik dan disiplin, namun pada saat  pemberian nilai, nilainya jelek. Nilai yang jelek ini bisa saja kesalahan mahasiswa atau bisa aja kesalahan dosen, maka marilah saling mengoreksi satu sama lain.
Keluhan mengenai pembatasan mata kuliah pilihan dan penggabungan kelas karena melihat  jumlah mahasiswa yang terlalu sedikit menjadi pertanyaan selanjutnya. Alasan mata kuliah pilihan diibatasi yaitu karena kuota yang terlalu banyak menyebabkan mahasiswanya tidak konsen dan jika ada dosen yang menggabungkan 2 kelas, kita bisa melaporkannya ke bagian akademik. Solusinya adalah menambah kuotan tetapi mata kuliah pilihan akan tetap dibatasi.
Sebagai program studi, baik ilmu kelautan maupun oseanografi, mata kuliahnya masih dirasa melebar dan kurang fokus. Sedangkan tanggapan dari bapak yusuf yaitu menanyakan kembali kepada penanya, mata kuliah mana yang masih melebar dan  mungkin mahasiswanya yang belum paham terhadap mata kuliah tersebut.
Untuk selanjutnya pertanyaaan tentang bagaimana kabar alumni kelautan UNDIP sendiri belum terjawab dan mahasiswa diminta untuk menghubungi pak munasik jika ingin mengetahui informasi tentang alumni kelautan UNDIP. Selain itu anggaran untuk Laboratorium juga menjadi pertanyaan karena melihat kondisi Laboratorium yang masih saja seperti itu. Ternyata ada dana untuk Laboratorium yaitu sebesar 25 jt yang dialokasikan untuk praktikum.
Kampus Teluk Awur akan dimanfaatkan diluar blok system yang encananya akan dimanfaatkan untuk pembinaan pegawai negeri seJawa Tengah. Dan apabila menginginkan sistem yang seperti dulu, dimana pembelajaran untuk mahasiswa semester 4 dan semester 5 dilakukan di Teluk Awur, kita dapat mngajukan petisi ke bapak Dekan untuk bisa kembali menggunakan kampus jepara. Untuk transportasi di Teluk Awur sendiri akan dibicarakan lebih lanjut oleh pihak birokrasi.

Dan yang terakhir adalah keluhan tentang banyaknya praktikum yang menggunakan software tetapi tidak didukung oleh keadaan lab computer, sehingga mahasiswa sering diwajibkan untuk membawa laptop. Hal ini ditanggapi oleh bapak Yusuf dengan mempersilahkan mahasiswa untuk menyampaikan secara tertulis mata kuliah apa saja yang mewajibkan membawa laptop dan sowfware yang belum ada di lab komputasi apa aja agar bisa ditindak lanjuti.


(Halida)
                                                                                                   


Tidak ada komentar: